Menurutnya, jika gula impor itu masuk di dalam volume 2022, maka 400 ribu ton ditambah 1,6 juta ton, artinya Indonesia masih memiliki stok gula konsumsi sebanyak 2 juta ton.
"Jadi sebetulnya stok gula kita dalam negeri itu masih cukup. Tapi masalahnya, jumlah ini mau ditambah lagi menjadi stok akhir kita di 2022," kata Soemitro.
"Kalau dari perhitungan saya, sisa gula 2 juta ton itu ditambah kurang lebih 1 juta ton, maka 2023 akan ada volume gula (ini kita belum bicara panen dan giling ya), 3 juta ton. Itu cukup untuk dikonsumsi 1 tahun," ujarnya.
"Lantas produksi kita dari petani tebu yang 2023 ini siapa yang konsumsi atau akan dikemanakan," tambah Soemitro.
Menurutnya, importasi gula oleh pemerintah hanya boleh dilakukan apabila di dalam negeri kekurangan stok gula sehingga mau tidak harus ambil dari luar negeri.