“Ford telah mempelajari kebiasaan mengemudi pemilik Mach-E dan Lightning, dan menemukan setengah dari mobil tersebut dikemudikan sejauh 32 mil atau kurang per hari,” kata Marin Gjaja, chief customer officer untuk operasi kendaraan listrik Ford.
Sejak itu, ketegangan diplomatik antara Amerika Serikat dan China meningkat. Selain itu, Kongres AS meloloskan Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) yang menawarkan subsidi besar untuk produksi dalam negeri.
Pabrik di Michigan tersebut memiliki kapasitas produksi sebesar 400.000 kendaraan listrik per tahun. Produksi akan dimulai pada 2026.
CATL akan melisensikan teknologi kepada Ford untuk memproduksi baterai LFP di Michigan. Perusahaan China tersebut juga akan memberikan bantuan teknis kepada Ford.
Ford tahun lalu juga setuju untuk membentuk usaha patungan dengan pembuat baterai Korea Selatan SK Innovation untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Tennessee dan Kentucky. Ford berambisi memproduksi 600.000 kendaraan listrik per tahun pada akhir 2023.