"Sehingga pemasangannya pun dianggap strategis," ungkap Yannes.
Penambahan dan penguatan ketersediaan SPKLU saat arus mudik itu, Yannes menjelaskan, juga sejalan dengan pemerintah yang memprediksi ada sekitar 4.000 EV atau 18 persen dari total populasi EV di Indonesia akan digunakan selama periode mudik Lebaran 2024.
Diketahui, penyediaan stasiun pengisian daya tidak hanya berfokus pada kendaraan listrik roda empat, telah disiapkan sekitar 2.000 unit Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) dan hampir 10.000 unit Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) untuk kendaraan listrik roda dua.
Dalam situasi arus mudik dan balik Lebaran ini, Yannes juga berpendapat bahwa semua pihak harus mampu menjadikan kesiapan ini sebagai pelajaran dalam membangun ekosistem EV.
"Pada saat Lebaran ini dapat dijadikan lesson learned bagi semua stakeholders dalam rangka mengoptimalkan penyediaan ekosistem EV. Bukan hanya SPKLU, ke depannya data riil ini bisa dikaitkan dengan pendataan secara masif mobilitas para pengguna EV," papar Yannes.
Untuk itu, kata Yannes, sangat perlu kolaborasi dan upaya berkelanjutan dari berbagai pihak, termasuk para produsen kendaraan listrik (APM EV), untuk memastikan kelancaran mudik Lebaran 2024 bagi pengguna kendaraan listrik.
"Hanya dengan kerja sama yang kuat dan berkelanjutan, ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dapat terus berkembang menuju arah yang lebih ideal," tegas Yannes. (TSA)