Dia menyampaikan Rekrutmen Bersama BUMN sejak awal telah dilengkapi sistem proctoring atau pengawasan. Sistem ini dapat mendeteksi aktivitas kecurangan yang dilakukan peserta saat mengerjakan tes secara daring.
Semisal, di layar ada dua orang, melakukan tangkapan layar, menggunakan multi-tab, hingga gerak-gerik mencurigakan semuanya terdeteksi oleh sistem.
“Selain kasus perjokian yang sedang ramai diperbincangkan, kami juga menekankan bahwa sejak awal sistem dapat mendeteksi kecurangan secara otomatis ketika peserta sedang mengerjakan tes," katanya.
Meski ada kecurangan, Tedi menekankan lebih banyak peserta rekrutmen yang jujur dan memiliki integritas yang sangat baik. Kecurangan yang terjadi kecil sekali, bahkan hanya berada di kisaran 0,4 persen.
Saat ini Kementerian BUMN dan Forum Human Capital Indonesia secara intens terus melakukan penelusuran dan penyelidikan terkait indikasi kecurangan para oknum. Dia memastikan bahwa proses Rekrutmen Bersama BUMN dilakukan secara transparan, profesional.