sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kinerja Ekspor RI Meningkat, Nikel Paling Moncer

Economics editor Michelle Natalia
16/02/2021 16:30 WIB
Harga komoditas masih berperan dalam surplus perdagangan Indonesia periode Januari 2021 . Tapi tren ekspor tersebut juga buah dari hilirisasi nikel.
Kinerja Ekspor RI Meningkat, Nikel Paling Moncer. (Foto: MNC Media)
Kinerja Ekspor RI Meningkat, Nikel Paling Moncer. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga komoditas masih berperan dalam surplus perdagangan Indonesia periode Januari 2021. Tapi, kata Direktur Eksekutif Next Policy Fithra Faisal mengatakan tren ekspor tersebut juga buah dari hilirisasi nikel dan beberapa produk tambang.

"Paling signifikan itu nikel, soalnya ekspor besi nirkaratnya meningkat. Itu turunan keempat dari nikel. Kita sudah menjadi pengekspor stainless terbesar kedua setelah China," ucapnya Faisal dalam IDX Channel Market Review Live di Jakarta, Selasa (16/2/2021). 

Meski Indonesia sempat mendapat tuduhan negara-negara di Eropa akibat moratorium sepanjang 2020, menurutnya hal tersebut tak berpengaruh secara signifikan terhadap ekspor nikel. Sebab, tuduhan tersebut masih lemah.

"Strategi hilirisasi kita semakin kelihatan," ujarnya.

Ekspor ke beberapa negara tujuan ekspor secara umum seperti Amerika Serikat (AS), China, dan Jepang pun meningkat. Terlebih untuk ekspor tekstil, elektronik, dan agrikultur.

Apalagi tren ekspor ke China semakin tumbuh, karena negeri panda tersebut tidak resesi. Untuk menoptimalkan kondisi industri mereka butuh bahan baku dari Asia Tenggara seperti besi baja dan batu bara. 

"AS juga, mereka memikirkan untuk memindahkan basis produksinya dari China ke tempat lain seperti ASEAN. Ini merupakan perlebaran portofolio," ucapnya.

Dari pandemi, AS belajar bahwa pemfokusan produksi yang terlalu terpusat rentan terkena shock, dan juga dipicu oleh perang dagang AS-China beberapa tahun belakangan. 

Maka dari itu, AS berencana melakukan pelebaran portofolio, dimana mereka mencari alternatif karena pasca pandemi mereka tidak lagi mengejar efisiensi, tapi resiliensi. (NHN)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement