"Kami melihat di mana kami dapat benar-benar berkomitmen pada sumber daya untuk memastikan bahwa tim kami memiliki jalur menuju kepemimpinan pasar, dan kami melihat itu di Vietnam dan Singapura, dan karenanya komitmen kami di sana sama kuatnya jika tidak lebih kuat dari sebelumnya,” kata CEO Gojek, Kevin Aluwi, kepada wartawan.
Dia menambahkan, rencana Gojek untuk melakukan penawaran umum perdana tetap berjalan meskipun fokus pada kedua pasar tersebut tidak secara langsung terkait dengan pengejaran IPO.
Padahal bisnis Gojek di Thailand merugi pada 2019 dan 2020, menurut akun yang diberikan dengan pengumuman kesepakatan.
Pada bulan Maret, Fernandes mengatakan bahwa maskapai tersebut dapat memperoleh 1 miliar ringgit (USD240,62 juta) dalam bentuk pinjaman bank dan pada bulan April kelompok tersebut mengharapkan untuk melihat kejelasan tentang penggalangan dana dalam dua hingga tiga bulan.
AirAsia telah mencari sejak tahun lalu untuk mengumpulkan hingga 2,5 miliar ringgit untuk mengatasi kemerosotan sektor penerbangan akibat pandemi. (TYO)