Silmy menuturkan, kebutuhan impor baja di dalam negeri juga bervariasi. Khusus untuk produk hot rolled coil (HRC), kebutuhannya pada kondisi normal sekitar 4,5 juta ton dan kondisi tidak normal karena pandemi sekitar 3,5 juta ton.
Adapun saat ini kapasitas produksi Krakatau Steel sebesar 3,9 juta ton per tahun, termasuk pabrik HRC yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo sebesar 1,5 juta ton per tahun.
"Krakatau Steel sendiri produksinya 3,9 juta ton ditambah dengan produsen lain HRC di Indonesia ada 1 juta ton, sehingga ada 4,9 juta ton produksi. Kalau kita lihat kebutuhan yang hanya 3,5-4 juta ton, sudah terpenuhi. Harusnya impor tidak dibutuhkan," tuturnya. (TYO)