sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Konsumsi LPG Tinggi tapi Produksi Stagnan, RI Harus Impor 6,9 Juta Ton

Economics editor Yanto Kusdiantono
28/08/2025 16:14 WIB
Konsumsi LPG dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.
Konsumsi LPG Tinggi tapi Produksi Stagnan, RI Harus Impor 6,9 Juta Ton (Foto: IDX Channel)
Konsumsi LPG Tinggi tapi Produksi Stagnan, RI Harus Impor 6,9 Juta Ton (Foto: IDX Channel)

Dari sisi hilir, data yang dihimpun oleh lembaga riset ReforMiner menyebutkan, konsumsi LPG pada tahun 2024 mencapai angka 8,9 juta ton, naik signifikan dibanding pada 2020 yang hanya 8,02 juta ton.

Adapun dari sisi produksi, saat ini masih terdapat gap cukup besar karena pada 2024 lalu produksi LPG nasional hanya di kisaran 1,9 juta ton. Sehingga untuk menutup kebutuhan LPG di tanah air, pemerintah harus mengimpor sekitar 6,90 juta ton.  

“Ini berimbas pada kebutuhan devisa impor yang diperlukan untuk impor LPG yang mencapai sekitar Rp64 triliun per tahun. Kebutuhan anggaran subsidi dan devisa impor LPG ini berpotensi menurun jika produksi LPG domestik dapat ditingkatkan,” ujar Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro dalam diskusi media secara online, Rabu (27/8/2025).

Pada kesempatan tersebut Komaidi juga menyoroti soal kontribusi sektor hulu minyak dan gas (migas) terhadap perekonomian nasional. Menurutnya, sektor migas masih akan berkontribusi positif kendati pemerintah saat ini tengah menjalankan transisi energi menuju energy bersih.

Komaidi mengungkapkan, studi ReforMiner menemukan bahwa peran industri hulu migas dalam struktur perekonomian Indonesia semakin meningkat. Peningkatan itu tercermin dari Indeks Multiplier Effect berdasarkan basis data Input-Output (IO) yang baru lebih besar dibandingkan sebelumnya.

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement