"Tahun lalu di Q1 nya rendah karena cuacanya basah, jadi agak terganggu kita dengan cuacanya," imbuhnya.
Hendro menuturkan, cuaca memang menjadi tantangan utama perseroan dalam mencapai target yang ditetapkan. Namun demikian, Hendro mengklaim bahwa pihaknya memiliki sistem yang bisa mendorong produksi batu bara meskipun cuaca sedang kurang mendukung.
"Karena kita di daerah tropis kan kita nggak bisa kontrol dan belum ada teknologi yang cukup ekonomis lah untuk mengontrol cuaca tiap hari. Tergantung cuaca. Tapi kita kan prepare ya, kalo di tambang itu kan ada sistem Watering nya," jelas Hendro.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, KPC membidik target produksi selama 2024 sampai 2026 sebesar 53,5 juta ton per tahun. Hal itu tercermin dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) perusahaan yang telah disetujui oleh Kementerian Keuangan.
(SLF)