sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Krisis Energi di Eropa Jadi Berkah Buat Indonesia dan Malaysia

Economics editor Nia Deviyana
28/10/2022 07:06 WIB
Inflasi dan resesi akan mempengaruhi Asia Tenggara karena kawasan ini memiliki kerjasama ekonomi global yang kuat.
Krisis Energi di Eropa Jadi Berkah Buat Indonesia dan Malaysia. Foto: MNC Media.
Krisis Energi di Eropa Jadi Berkah Buat Indonesia dan Malaysia. Foto: MNC Media.

IDXChannel -Harga energi melonjak sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februaru lalu. Harga gas di Eropa meningkat dari 20 Euro per megawatt-jam pada 2021 menjadi 270 Euro per megawatt-jam pada Agustus ini, dan menurun sebesar 100 Euro per megawatt-jam. 

Lonjakan tersebut menyebabkan inflasi dan ancaman resesi di seluruh dunia, terutama di Eropa.

Konsultan Managemen Internasional, Roland Berger, mengatakan inflasi dan resesi akan mempengaruhi Asia Tenggara karena kawasan ini memiliki kerjasama ekonomi global yang kuat.

Dalam waktu dekat, negara eksportir energi gas seperti Indonesia dan Malaysia diperkirakan akan mendapatkan rezeki nomplok, yaitu permintaan ekspor yang lebih tinggi. Di antaranya, produk ekspor minyak olahan dari malaysia pada Agustus 2022 mengalami kenaikan hingga 196% dibandingkan dengan Agustus 2021, serta ekspor LNG juga mengalami kenaikan sebesar 74%.

Lonjakan harga energi juga meningkatkan dividen perusahaan milik negara kepada negara. Seperti perusahaan milik Malaysia, Petronas, mengumumkan dividen sebesar 50 milar Ringgit Malaysia pada 2022.

Kondisi tersebut memang menguntungkan negara eksportir energi, namun hal tersebut tentunya memiliki dampak terhadap lintasan dekarbonisasi di kawasan ASEAN.

Data menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan emisi CO2 sebesar 332% semenjak 1990 di wilayah ASEAN. Sempat terjadi penurunan karena pandemi Covid-19.

"Terlepas dari semua komitmen dan pembicaraan, kenyataan pahitnya adalah bahwa emisi di Asia Tenggara masih meningkat daripada menurun." kata mitra Roland Berger, Energy (Asia Tenggara) Dieter Billen dilansir Strait Times, Jumat (28/10/2022).

Lonjakan harga energi semakin mendesak negara-negara di dunia untuk menggunakan energi terbarukan. Terdapat beberapa alasan yang mendorong adanya dekarbonisasi di ASEAN, yaitu:

Pertama, biaya infrastruktur pembangkit listrik dengan energi terbarukan yang dinilai lebih hemat anggaran dibanding pembangkit listrik dengan energi fosil.

Kedua, kondisi krisis lingkungan dan krisis pengadaan energi fosil mendorong kesepakatan negara-negara di dunia untuk bersama-sama menggunakan energi terbarukan sebagai bahan bakar baru. Selain itu, energi fosil membuat negara-negara yang tidak memiliki sumber daya gas dan minyak sangat bergantung dengan negara yang memiliki sumber daya tersebut.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement