Adapun Hariydi menyebut tarif harga PCR di India hanya berkisar sekitar USD8 untuk di Airport dan di luar Airport bisa lebih murah lagi.
“Ya kalau misla di-convert ke Rupiah sekitar Rp120 ribu kalau di luar Airport hanya Rp97 ribu, nah kenapa kita tidak mereferensikan kesana. Harusnya kita seperti itu dan dicari bagaimana yang namanya PCR itu bisa lebih murah bagaimana untuk menjadi alat kontrol kita dalam melakukan aktivitas dan mobilitas,” paparnya.
Kemudian PCR bukan semata-mata menjadi persyaratan akan tetapi alat kontrol sosial di masa pandemi untuk memberikan rasa aman saat melakukan perjalanan.
“Nah itu nantinya bisa diterapkan di setiap moda transportasi perjalanan di berbagai perjalanan mau pesawat, kereta, bus dan lain lain asal hargnya semakin terjangkau. Kalau orang disuruh mengeluarkan budget 400 atau 500 ke atas itu kan memberatkan masyarakat dan membuat mikir dua kali, jadi ya semoga aja turun,” tandasnya.
Meski demikian dirinya menyebut salah satu dampaknya nanti jika pemerintah menaikan harga PCR itu akan menghantam seluruh sektor transportasi dan pariwisata lebih terpuruk lagi. (TYO)