IDXChannel - PT Pertamina (Persero) terus melakukan langkah-langkah strategis untuk peningkatan pendapatan (revenue enhancement) dan juga efisiensi (cost leadership) di seluruh lini. Hingga semester I/2021, Pertamina berhasil membukukan laba sebesar USD183 juta atau setara dengan Rp2,6 triliun.
Kinerja positif pada paruh pertama tahun 2021 ini didorong dari pertumbuhan di sisi penjualan yang mencapai USD25 miliar dan EBITDA USD3,3 miliar, dimana keduanya naik lebih dari 22% dibandingkan tahun lalu.
"Dalam menghadapi situasi yang penuh tantangan ini, Direksi, Komisaris dan Pekerja Pertamina tidak tinggal diam dan terus melakukan langkah-langkah strategis untuk peningkatan pendapatan dan juga efisiensi di seluruh lini," ujar Pjs Senior Vice President Corporate Communications and Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman dalam keterangan tertulis, Senin (16/8/2021).
Adapun upaya yang dilakukan Pertamina dengan mendorong seluruh subholding dan anak usaha memperkuat kinerja operasional, diantaranya melalui peningkatan produksi dan lifting serta peningkatan monetisasi gas di seluruh Wilayah Kerja (WK) sektor Hulu Migas termasuk akselerasi rencana kerja yang agresif dan masif di WK Rokan yang per 9 Agustus 2021 telah dikelola oleh Pertamina.
Selanjutnya, optimasi produksi di kilang dengan produk bernilai tinggi dan meningkatkan penjualan produk kilang dan petrokimia baik di dalam negeri maupun ekspor ke pasar luar negeri. Pertamina juga melakukan akselerasi pembangunan PLTS baik di lingkungan Pertamina maupun pasar eksternal serta memperkuat ekosistem baterai melalui aktivasi swapping & charging EV Battery di SPKLU yang terintegrasi dengan SPBU. Kemudian akselerasi komersial LNG dan optimalisasi infrastruktur Arun sebagai pusat distribusi di kawasan Asia serta peluang tambahan revenue atas penyewaan kapal dan jasa logistik ke eksternal Pertamina untuk cargo LPG, BBM serta Petrokimia.
Sedangkan untuk program efisiensi, Pertamina dengan serius berkomitmen melakukan berbagai optimalisasi, diantaranya melalui Reformasi pola operasi supply chain crude, BBM dan LPG.
Selanjutnya, regionalisasi di Subholding Upstream dari tahap perencanaan sampai eksekusi untuk optimasi sharing resources. Fleksibilitas pengadaan crude untuk meningkatkan Gross Refining Margin. Kemudian preventive maintenance di seluruh Kilang. sentralisasi Procurement, penurunan losses dengan menerapkan digitalisasi. dan implementasi new ways of working (agile working).
(SANDY)