sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Laba Industri China Masih Merosot Rp1.957,48 Triliun hingga Awal 2023, Apa Dampaknya?

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
27/03/2023 10:31 WIB
Biro Statistik Nasional China melaporkan laba perusahaan industri China merosot 22,9% yoy menjadi CNY 887,2 miliar.
Laba Industri China Masih Merosot Rp1.957,48 Triliun hingga Awal 2023, Apa Dampaknya? (Foto: MNC Media)
Laba Industri China Masih Merosot Rp1.957,48 Triliun hingga Awal 2023, Apa Dampaknya? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Biro Statistik Nasional China melaporkan laba perusahaan industri China merosot 22,9% yoy menjadi CNY 887,2 miliar atau setara Rp1.957,48 triliun dalam dua bulan pertama 2023.

Kondisi ini terjadi karena aktivitas pabrik di China yang masih berjuang untuk pulih dari kemerosotan yang disebabkan oleh gangguan lockdown pandemi Covid-19.

Penurunan tersebut mengikuti penurunan 4% sepanjang 2022, karena keuntungan pada perusahaan industri milik negara anjlok sebesar 17,5%, sementara keuntungan di sektor swasta turun lebih jauh sebesar 19,9%.

Menurut data terbaru yang dilaporkan Trading Economics, di antara 41 industri yang disurvei, 28 di antaranya mengalami penurunan laba.

Secara khusus, di sektor komputer dan peralatan elektronik lainnya, terkontraksi sebesar 77,1%, industri peleburan dan pengerolan logam non-besi terkontraksi 57,2%, industri bahan kimia terkontraksi 56,6%.

Kemudian, industri mobil terkontraksi 41,7%, produk mineral bukan logam terkontraksi 39,2%, tekstil terkontraksi 37,1%, industri manufaktur terkontraksi 8,9%, pertanian dan pengolahan makanan terkontraksi 6,3%, serta industri pertambangan dan pencucian batubara terkontraksi 2,3%.

Waspada Dampak Lesunya Industri China

China masih tampak berjuang dari keruntuhan pasca lockdown ketat yang dilakukan hampir sepanjang 2022 lalu yang cukup menyakiti ekonomi nasional bahkan global.

Perusahaan dengan kapitalisasi pasar jumbo di China dilaporkan sempat mencatat laba total 8,4 triliun yuan atau setara USD1,24 triliun pada tahun 2022, yang artinya turun 4% secara yoy. Meski demikian, menurut Biro Statistik Nasional, struktur laba secara keseluruhan menunjukkan perbaikan.

Perusahaan induk milik negara merealisasikan total laba 2,38 triliun yuan pada tahun 2022, meningkat 3% yoy, sementara perusahaan swasta merealisasikan total laba 2,66 triliun yuan, atau turun 7,2 persen.

Menurunnya laba di sektor riil China yang perlu diwaspadai. Mengingat, pemulihan pasca Covid-19 di China memberi secercah harapan baru bagi pasar komoditas global seperti minyak, komoditas tambang, hingga batu bara.

Berdasarkan catatan Bank Dunia, pembukaan kembali China, bersama dengan optimisme mengenai aktivitas ekonomi, mengangkat permintaan logam hingga akhir Februari 2023.

Di tengah optimisme itu, impor minyak mentah China juga diproyeksikan dapat meningkat antara 500.000 dan 1 juta barel per hari (bpd) tahun ini hingga mencapai 11,8 juta bpd. Kondisi ini dapat membalikkan penurunan dua tahun sebelumnya yang melebihi rekor tahun 2020 sebesar 10,8 juta bpd, mengutip Reuters pada akhir Februari lalu.

Menurut proyeksi S&P Global, pertumbuhan industri diproyeksikan akan meningkatkan konsumsi gas alam sebesar 6,7%. Sementara, proyeksi pertumbuhan ekonomi China sebesar 5% diproyeksi akan meningkatkan permintaan minyak sebesar 6%.

Momentum tingginya proyeksi permintaan ini menjadi harapan agar tidak terjadi perlambatan ekonomi yang meluas. Mengingat ekonomi China menjadi salah satu corong perekonomian global.

Meski demikian, data resmi menunjukkan bahwa investasi China, khususnya di industri teknologi tinggi (high-technology) terus tumbuh. Dalam dua bulan pertama tahun ini, investasi meningkat sebesar 15,1% yoy, khususnya, investasi dalam manufaktur berteknologi tinggi meningkat sebesar 16,2%.

Raksasa internet China Tencent melaporkan peningkatan pendapatan dan laba bersihnya dari tahun ke tahun selama kuartal keempat tahun 2022.

Tencent meraup pendapatan 145 miliar yuan pada kuartal yang berakhir pada 31 Desember, naik 1% secara yoy. Laba bersih Tencent juga naik 19% yoy menjadi 29,7 miliar yuan di kuartal keempat tahun lalu.

Ini menjadi sinyal bagus bagi sektor ini di tengah lesunya sektor tekno global yang masih berjuang lepas dari bayang-bayang krisis dan penurunan laba. (ADF)

Halaman : 1 2
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement