sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Laba Industri China Terkontraksi 20,6 Persen, Indikasi Lemahnya Permintaan dan Deflasi

Economics editor Dovana Hasiana/MPI
29/05/2023 12:34 WIB
Laba industri di China terus terkontraksi yang mengindikasikan lemahnya permintaan dan deflasi yang dalam.
Laba Industri China Terkontraksi 20,6 Persen, Indikasi Lemahnya Permintaan dan Deflasi. (Foto: MNC Media)
Laba Industri China Terkontraksi 20,6 Persen, Indikasi Lemahnya Permintaan dan Deflasi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Laba industri di China terus terkontraksi pada empat bulan pertama tahun ini. Hal itu menandakan lemahnya permintaan dan deflasi yang dalam di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Berdasarkan data yang dipublikasikan Biro Statistik Nasional, laba industri turun 20,6% pada periode Januari-April 2023 bila dibandingkan laba pada periode yang sama di tahun lalu (year-on-year/yoy). Penurunan tersebut lebih lambat dibandingkan kuartal pertama yakni 21,4%.

“Pemulihan yang lemah dalam permintaan efektif terus membebani tingkat pemanfaatan kapasitas yang ditambah dengan kesulitan untuk menurunkan biaya, diperlukan lebih banyak kesabaran" ujar Kepala Ekonom China di Jones Lang LaSalle Inc, Bruce Pang, dilansir Bloomberg, Senin (29/5/2023). 

Bruce melanjutkan pertumbuhan kumulatif secara tahunan (yoy) mungkin tidak akan kembali ke wilayah positif hingga kuartal keempat. Ini terjadi karena pelemahan pertumbuhan ekspor dan deflasi industri di bulan April yang semakin membebani ekonomi negara tirai bambu tersebut.

Sehingga dukungan kebijakan dan stimulus dibutuhkan untuk meningkatkan laba industri di China. Bila pemerintah tidak bertindak cepat dalam memberikan dukungan kebijakan dan stimulus, industri China akan semakin terkoreksi.

Hal itu terjadi karena penurunan laba merupakan hal yang tidak sehat bagi prospek ekonomi karena akan membebani sentimen negatif di kalangan bisnis. Nantinya akan menahan investor dalam melakukan investasi. 

Sebagai informasi, pelaku industri China mendapatkan tekanan untuk pemulihan dari Pandemi Covid-19. Apalagi, terdapat pembatasan pembelian dari AS dan negara maju lainnya yang berusaha mengurangi resiko dari China. 

Deflasi produsen juga memburuk, membuat pabrik kurang memiliki kemampuan dalam menaikkan harga.  Indeks harga produsen April turun 3,6 persen (yoy), menandakan penurunan terbesar sejak Mei 2020. 

Sementara, Laba perusahaan asing turun 16,2 persen pada periode Januari-April. Masih lebih sedikit dibandingkan kuartal pertama dengan penurunan 24,9 persen. Keuntungan perusahaan swasta turun 22,5 persen pada periode Januari-April, sedangkan perusahaan milik negara turun 17,9 persen. 

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement