IDXChannel - Laba industri di China terus terkontraksi pada empat bulan pertama tahun ini. Hal itu menandakan lemahnya permintaan dan deflasi yang dalam di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Berdasarkan data yang dipublikasikan Biro Statistik Nasional, laba industri turun 20,6% pada periode Januari-April 2023 bila dibandingkan laba pada periode yang sama di tahun lalu (year-on-year/yoy). Penurunan tersebut lebih lambat dibandingkan kuartal pertama yakni 21,4%.
“Pemulihan yang lemah dalam permintaan efektif terus membebani tingkat pemanfaatan kapasitas yang ditambah dengan kesulitan untuk menurunkan biaya, diperlukan lebih banyak kesabaran" ujar Kepala Ekonom China di Jones Lang LaSalle Inc, Bruce Pang, dilansir Bloomberg, Senin (29/5/2023).
Bruce melanjutkan pertumbuhan kumulatif secara tahunan (yoy) mungkin tidak akan kembali ke wilayah positif hingga kuartal keempat. Ini terjadi karena pelemahan pertumbuhan ekspor dan deflasi industri di bulan April yang semakin membebani ekonomi negara tirai bambu tersebut.
Sehingga dukungan kebijakan dan stimulus dibutuhkan untuk meningkatkan laba industri di China. Bila pemerintah tidak bertindak cepat dalam memberikan dukungan kebijakan dan stimulus, industri China akan semakin terkoreksi.