Meski laba menurun, perusahaan migas yang berbasis di Inggris itu meningkatkan dividennya sebesar empat persen dan membeli kembali saham perusahaan senilai USD3,5 miliar.
Perusahaan tahun lalu menangguhkan proyek biofuel di Belanda. Bersama dengan pesaingnya BP, Shell telah mengurangi berbagai program pro-iklim untuk lebih fokus pada minyak dan gas guna meningkatkan laba. Langkah tersebut menuai kritik dari aktivis lingkungan.
"Shell dan pemegang sahamnya kembali meraup puluhan miliar dari bahan bakar krisis iklim tahun lalu," kata Kepala Kampanye Stop Drilling Greenpeace Inggris Elena Polisano. (Wahyu Dwi Anggoro)