"Sudah langka empat bulanan. Yang botol harganya 14 ribu, tapi barangnya enggak ada, ya otomatis agak naik, antara Rp16.000-17.000, naik seribuan," tutur Kholik.
Kholik berharap, operasi pasar sering diadakan pemerintah. Mengingat Minyakita ini menjadi idaman masyarakat menengah ke bawah di tengah mahalnya harga-harga minyak goreng kemasan pada umumnya.
"Kepengennya sering-seringlah, kan ini minyaknya murah, masyarakat kecil sering beli. Kalau yang minyak lain itu mahal harganya Rp20 ribuan ke atas," ungkapnya.
Sementara itu, Kasi Pengendalian dan Pengawasan Dinas Kopindag Kota Malang, Luh Putu Eka mengakui, sempat terjadi kekosongan stok minyak goreng kemasan bersubsidi dari pemerintah.
Hal ini dikarenakan adanya distribusi yang bermasalah, sehingga pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) langsung melakukan operasi pasar yang pelaksanaannya dilakukan oleh dinas masing-masing kota kabupaten.
"Sempat kosong karena ada kendala didistribusi. Tapi sekarang sudah mulai lancar dan tadi juga ikut zoom meet dengan Kementerian Perdagangan. Memang ditekankan dari dinas untuk memantau pendistribusian dan menjaga ketersediaan stok di pasar rakyat," jelas Luh Putu Eka.
(FAY)