sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Lapor ke DPR, Bos PTPN III: Komoditas Teh Rugi Selama 20 Tahun

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
20/09/2021 16:25 WIB
PT PTPN III (Persero) berhasil mencatatkan kinerja positif pada semester I tahun 2021, namun sayangnya hal tersebut tidak terjadi pada komoditas teh.
Lapor ke DPR, Bos PTPN III: Komoditas Teh Rugi Selama 20 Tahun (Dok.MNC Media)
Lapor ke DPR, Bos PTPN III: Komoditas Teh Rugi Selama 20 Tahun (Dok.MNC Media)

IDXChannel  – Perkebunan Nusantara atau PT PTPN III (Persero) berhasil mencatatkan kinerja positif pada semester I tahun 2021. Tercatat dari sisi penjualan meningkat 37 persen atau mencapai Rp 21,3 triliun dari tahun sebelumnya. Namun sayangnya ini kinerja positif tidak terjadi pada komoditas teh

Dirut PTPN III, Muhammad Abdul Ghani mengungkap PTPN VIII terus mengalami kerugian selama 20 tahun pada komoditas teh. Oleh karena itu, pihaknya tengah berupaya mencari model bisnis yang tepat untuk menaikan penjualan komoditas tersebut.

“Teh ini sudah 20 tahun rugi terus di PTPN VIII, Pak. Kami sekarang lagi berupaya secara bertahap. Artinya, teh nanti itu program jangka panjangnya, teh-teh di dataran tinggi akan kami perbaiki dan kami tingkatkan produktivitas. Tapi yang di dataran rendah kami sedang mencari mitra-mitra untuk merubah portofolionya ke non teh,” bebernya pada dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI, Senin (20/9/2021).

“Kinerja PTPN jauh melampaui tahun 2020. Itu semua berkat dari pelaksanaan transformasi yang didukung oleh Komisi VI sehingga secara finansial sampai dengan bulan Juni 2021 penjualan kami naik 37 persen, laba kotor naik 113 persen, dan laba rugi setelah pajaknya kami naik 236,36 persen,” ungkap Muhammad Abdul Ghani.

Ia menjelaskan, hal lain yang membantu dalam mendongkrak laba perseroan adalah meningkatnya produktivitas kelapa sawit yang naik hingga 112 persen serta produktivitas tebu yang juga naik 107 persen.

“Itulah yang menjadikan laba terdongkrak luar biasa. Karena disatu sisi efisiensi terjadi. Karena untuk kelapa sawit sendiri sampai dengan bulan Juni itu turun harga pokok produksi 14 persen. Jadi karena adanya volume produktivitas naik maka biaya produk turun. Itu tidak pernah terjadi selama ini,” terang Ghani.

Kemudian, ia juga menerangkan, kinerja komoditas tebu sampai dengan Juni 2021 menorehkan hasil yang baik. Tercatat produktivitas naik 107 persen. “Sampai dengan bulan Juni, Tebu kami (pencapaiannya) juga sudah diatas tahun lalu, Pak. Target kami sampai akhir giling nanti, kami akan menghasilkan 800 ribu ton gula,” imbuhnya.

Sementara itu, berbeda dengan hasil perkebunan karet. Dimana karet, mengalami penurunan karena adanya pergeseran musim dan penyakit. Terkait hal itu, Ghani menyebut bahwa dalam waktu ke depan, terutama perkebunan karet di Sumatera Utara akan dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Sedangkan, pada wilayah Sumatera Selatan akan di konversikan pada perkebunan tebu.

“Ini kami lakukan untuk memperkuat landasan tebu untuk memproduksi gula nasional, Pak,” tambahnya.

Sedangkan untuk komoditas kopi, Ghani menyebut pasarnya sangat bagus. Hanya saja yang menjadi masalah pada komoditas satu ini ada pada produktivitas. Maka, guna mengatasi persoalan tersebut, pihaknya akan melakukan sistem tanam ulang supaya produktivitasnya meningkat.  

“Kalau produktivitas dapat diperbaiki, kopi sebenarnya akan memberikan laba yang berkelanjutan,” pungkasnya. 

(IND) 

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement