Bahlil menjelaskan jika pelaku UMK tersebut terus diberikan pendampingan memiliki potensi yang cukup besar untuk perekonomian Indonesia untuk tumbuh lebih besar.
"Kalau ini mampu, bahwa 61 persen GDP dari UMKM akan terus tumbuh untuk mempertahankan ekonomi nasional kita," lanjut Bahlil.
Meski begitu, Bahlil juga menyinggung akses permodalan kepada lembaga keuangan formal, khususnya untuk para pelaku UMK yang saat ini masih disebut sulit mendapatkan modal.
Hal tersebut disebabkan para pelaku UMK yang ada saat ini mayoritas masih berstatus informal, atau belum memiliki NIB yang didaftarkan kepada negara. Pihaknya pun bakal membagikan NIB di 20 titik di Indonesia.
"Seiring arahan presiden, sertifikat yang sudah dibagi kepada rakyat, untuk mendapat akses permodalan," ujar Bahlil. (FRI)