Kedatangan Lagoa di Pelabuhan Tanjung Priok sedikit banyak mengusik Haji Tjitra bin Kidang. Perseteruan kedua tokoh legendaris di Pelabuhan Tanjung Priok pun terjadi karena perebutan kekuasaan. Bahkan, nama keduanya kala itu menghiasi berita di koran-koran Ibu Kota.
Kisah kedua tokoh Mandor Pelabuhan Tanjung Priok dari berbeda etnis ini walaupun dimulai dengan perseteruan namun berakhir dengan cerita bahagia. Pasalnya, kedua tokoh ini mampu menjadi juru perdamaian peredam konflik yang pernah terjadi di antara kelompoknya, bahkan dengan komunitas etnis lainnya.
Puncaknya saat ditandai dengan diangkatnya Lagoa menjadi menantu oleh Haji Tjitra bin Kidang sebagai wujud perdamaian dan persaudaraan antara etnis Banten dan Bugis-Makassar di Tanjung Priok.
Kini, Tanjung Priok yang kita kenal sekarang, sudah berubah jauh dan tidak sekeras dahulu, beragam etnis tinggal disana hidup dengan rukun.
(IND)