"Kan kita tahu betul, Si A ini orangnya baik, jujur, tertib bayar cicilan. Maka kita rekomendasikan. Ya kalau ada yang agak 'nakal' gitu, suka nunggak, ya tidak kita rekomendasikan, karena kalau ada apa-apa, kan saya juga ikut tanggung jawab," papar Kamal.
Jatuh Bangun
Inisiatif Kamal untuk aktif mengawal para nasabahnya untuk dapat mengakses kredit perbankan tak lepas dari empati yang dibangun dari pengalamannya di masa lalu.
Menurut Kamal, mayoritas penduduk di desanya bekerja sebagai petani dan juga pembuat roti. Namun tak sedikit juga yang menjadi perajin batu bata, dan sebagian lagi merantau untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Dengan pilihan jenis pekerjaan semacam itu, bantuan modal berupa pinjaman perbankan dirasa Kamal bisa sangat membantu baginya dan juga warga Sadengkolot yang lain untuk dapat menata hidup menjadi lebih baik.
"Dulu pekerjaan apa saja Saya coba kerjakan, asal menghasilkan. Bahkan pernah juga ikut tambang emas (ilegal) di (Gunung) Pongkor. Itu sekitar 2010. Hasilnya lumayan, tapi taruhannya nyawa karena kita ilegal," urai Kamal.