sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Literasi Keuangan Indonesia Masih Rendah, Hati-Hati Bias Informasi

Economics editor Michelle Natalia
18/03/2021 22:37 WIB
Era digital membuat semua informasi dapat diterima oleh masyarakat, namun perlu diwaspadai adanya bias informasi, terutama terkait keuangan.
Literasi Keuangan Indonesia Masih Rendah, Hati-Hati Bias Informasi. (Foto: MNC Media)
Literasi Keuangan Indonesia Masih Rendah, Hati-Hati Bias Informasi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Era digital membuat semua informasi dapat diterima oleh masyarakat, namun perlu diwaspadai adanya bias informasi, terutama terkait keuangan. Sebab, literasi mengenai keuangan di tanah air masih cukup rendah yang dapat menimbulkan kesalahpahaman.

Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Didik Madiyono, mengatakan, masalah asimetris informasi di era sekarang ini relatif bukan disebabkan karena tidak tersedianya informasi melainkan disebabkan oleh noise dan bias informasi pada informasi publik, terutama melalui media sosial.

"Oleh karena itu, komunikasi publik yang efektif tentang skema penjaminan simpanan kepada masyarakat menjadi sangat penting untuk menciptakan kepercayaan publik. Apalagi, berdasar survei OJK tahun 2019, literasi keuangan di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan negara lain,” ujarnya saat menjadi narasumber di forum virtual Financial Development, Digital Transformation and Economic Uncertainty, dihelat oleh UNS Fintech Center, Rabu (17/3/2021).

Oleh karenanya, sebagai langkah antisipatif, dia lantas menyatakan LPS secara intensif terus menyosialisasikan mandat dan fungsinya, serta skema dan kebijakan penjaminan simpanan antara lain melalui, kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk dengan insan media dalam berbagai bentuk edukasi masyarakat guna menjaga kepercayaan terhadap perbankan.

Dalam kesempatan yang sama, dia juga memaparkan tentang pergeseran perilaku konsumen pada masa pandemi covid-19 saat ini, lebih memilih berbagai layanan yang berbasis digital. Terbukti, situasi pandemi meningkatkan ketergantungan konsumen pada layanan berbasis digital. Pada hasil penelitian yang dilakukan Bank Dunia, Google, Temasek, dan Bain & Company menyebut fenomena ini sebagai "flight-to-digital".

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement