"Kita pikirkan UMKM-nya, kan tujuan dibangun objek wisata untuk mendongkrak perekonomian masyarakat, bukan untuk konglomerasi semata. Kami coba atur kemarin di Karang Potong. Udah oke, view oke, saya instruksikan tidak boleh menjual makanan yang sudah ada di masyarakat, artinya nanti segmen lain, biarkan di masyarakat tumbuh," tutur Benny.
Selain menyoroti soal roda ekonomi masyarakat lokal, Disparbud Jabar juga mencatat persoalan infrastruktur pendukung wisata yang masih harus diperhatikan, seperti tempat sampah, musala, hingga toilet.
"Terkadang amenitas di tempat destinasi wisata ini yang harus kita perhatikan," tegasnya.
Catatan terakhir, yakni pengaturan jumlah wisatawan yang membludak. Diakui Benny, membludaknya wisatawan di destinasi wisata tak lepas dari euforia setelah dua tahun tertahan akibat pandemi COVID-19.
"Contoh kemarin di Pangandaran, begitu padatnya area-area tempat wisata, di area pantai yang bisa dipakai berenang, sehingga memacetkan, ini disebabkan fasilitas tempat parkir yang tidak memadai," katanya.