Menurutnya penggunaan rel yang berbeda itu akan justru menambah biaya pembangunan seperti bikin stasiun baru, karena rel yang digunakan berbeda dengan kereta api pada umumnya.
"Kalau sama kan bisa pakai depo manggarai karena sekarang beda, ya tidak bisa, dia harus bikin Depo, sehingga dari anggaran Rp20T menjadi Rp30T, hal itu kan sebenarnya masuk ke feasibility study," tuturnya.
Proyek lainnya yang disebut dibangun namun tidak maksimal digunakan yakni setidaknya ada enam bandara. Mulai dari Bandara di Bandung, Tasikmalaya, Cilacap, JB Soedirman, Yogyakarta Internasional Airport, hingga Bandara Kertajati, Jawa Barat.
"Diselatan itu ada bandara Bandung, Tasikmalaya, Cilacap kemudian JB Soedirman terus ada YIA (Yogyakarta International Airport) itu bandara dekat-dekat seperti itu, emang ada berapa orang di Purbalingga yang menggunakan bandara," sambungnya.
Permasalah studi kelayakan tersebut, diduga agus hampir sama dengan bandara Kertajati, yang minim aktivitas penumpang disebabkan oleh sulitnya akses integrasi ke bandara tersebut.