Untuk diketahui, proyek ini diperkirakan mengalami pembengkakkan biaya antara USD1,176 miliar hingga USD1,9 miliar, atau sekitar Rp17,52 triliun hingga Rp28,31 triliun dengan asumsi kurs Rp14.900 per dolar AS.
Adapun 25% dari total cost overrun ditutupi oleh oleh konsorsium Indonesia yakni PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium China Railway International Co. Ltd.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut, PSBI akan menambal pembengkakan biaya sebesar Rp4 triliun, sedangkan China Railway International senilai Rp3 triliun. Sementara, 75% sisanya berasal dari pinjaman atau utang.
Namun, persentase pinjaman yang dibutuhkan untuk menambal pembengkakan biaya mega proyek tersebut belum diketahui. Artinya, pinjaman akan disesuaikan dengan total cost overrun.