sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Luhut Ungkap Adanya Penimbunan Angka Kasus Covid-19, Apa Dampaknya? 

Economics editor Arie Dwi Satrio
25/08/2021 11:32 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menginformasikan adanya penimbunan angka kasus Covid-19
Luhut Ungkap Adanya Penimbunan Angka Kasus Covid-19, Apa Dampaknya?  (Dok.MNC Media)
Luhut Ungkap Adanya Penimbunan Angka Kasus Covid-19, Apa Dampaknya?  (Dok.MNC Media)

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menginformasikan adanya penimbunan angka kasus Covid-19. Hal itu, kata Luhut, terbukti dengan adanya kenaikan angka kasus konfirmasi positif Covid-19 di Jawa dan Bali saat ini. Padahal, kasus konfirmasi positif di Jawa dan Bali sudah mengalami penurunan.

"Tren kasus konfirmasi dan aktif terus mengalami penurunan. Nah Indonesia kasus konfirmasi turun 66,3 persen, kemudian kasus Jawa dan Bali turun 75,6 persen. Kenapa 75,6 persen? padahal kemarin sudah 83 persen, karena ada angka-angka yang selama ini ditimbun," kata Luhut saat menjadi pembicara di acara Seminar PPRA LXII Lemhanas RI yang ditayangkan melalui YouTube milik Lemhanas RI, Rabu (25/8/2021).

Menurut Luhut, penimbunan angka konfirmasi positif Covid-19 tersebut menjadi masalah tersendiri dalam beberapa waktu belakangan kemarin. Dia berharap kedepannya tidak adal lagi penimbunan angka kasus Covid-19. Saat ini, Luhut mengaku sedang berusaha membersihkan angka-angka kasus konfirmasi positif Covid-19 yang tidak terpublikasi sebelumnya.

"Inilah salah satu masalah kita, yang kita harus perbaiki ke depan mengenai data, tapi sekarang kami cleansing data, kami berharap dalam dua minggu kedepan pasti angkanya jauh lebih bagus," terangnya.

Luhut menjelaskan, saat ini penambahan kasus aktif di Indonesia mulai mengalami penurunan 52,3 persen dari puncak kasus Covid-19 pada pertengahan Juli, lalu. Sementara di Jawa dan Bali, penambahan kasus aktif menurun di angka 68,5 persen dari mulai pertengahan Juli lalu.

"Nah ini yang menjadi perhatian, perlu dilihat, karena kami menggunakan Google, menggunakan Facebook, NASA dan NOA untuk memotret ini. Sehingga data yang kita dapat, data-data yang berasal scientific. Sehingga, tindakan-tindakan yang diambil juga betul-betul berdasarkan data yang benar," pungkasnya. 

(IND) 

Halaman : 1 2
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement