IDXChannel - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menekankan pentingnya pemanfaatan perjanjian Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) untuk memperdalam kerjasama ekonomi.
Pada 2022, Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) mencatatkan nilai perdagangan tertinggi, yaitu USD24,53 miliar, naik 33 persen dibandingkan 2021.
“Namun kita masih memiliki ruangan yang cukup besar untuk meningkatkan perdagangan sehingga dapat mencapai target USD30 miliar(Rp449 triliun),” kata Menlu Retno dalam press briefing pada Jumat (31/3/2023).
Sejak pemberlakuan IK-CEPA awal tahun ini, lebih dari 1000 certificate of origin telah diterbitkan guna mendapatkan tarif preferensi dengan nilai perdagangan USD52,88 juta.
“Saya tekankan pentingnya implementasi 18 proposal proyek yang telah diajukan Indonesia dalam kerangka IK-CEPA, yaitu di bidang pertanian, kesehatan, budaya, konstruksi, perikanan, otomotif, semikondukter, dan IT, yang dapat meningkatkan kapasitas produsen Indonesia untuk memenuhi standar kualitas produk di pasar Korea,” lanjutnya.
“Saya juga meminta dukungan Korea terhadap percepatan digitalisasi industri manufaktur Indonesia guna meningkatkan kapasitas UMKM Indonesia,” tambahnya.
Terkait kerja sama investasi, Menlu Retno mendorong sektor swasta Korsel untuk meningkatkan investasi di industri strategis Indonesia, seperti baja, petrokimia, baterai kendaraan listrik, energi terbarukan, dan pembangunan IKN.
“Kerja sama investasi Indonesia-ROK ini dapat berkontribusi dalam penguatan rantai pasok global dan kita menyambut baik komitmen kerja sama Korea untuk pengembangan sistem transportasi di Indonesia, antara lain: Studi kelayakan MRT Jakarta fase 4 dan LRT Bali, Pembukaan rute penerbangan Jeju Air ke Bali, dan Upgrading Pelabuhan Batam,” ujarnya.
Menlu Retno melakukan kunjungan kerja selama dua hari di Seoul, Korea Selatan (Korsel) pekan ini. Di Seoul, dia menghadiri Joint Commission Meeting (JCM) ke-4 bersama Menteri Luar Negeri Korsel Park Jin. (WHY)