IDXChannel — Pengamat transportasi sekaligus Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno, mengatakan ada beberapa krusial yang harus dibenahi pemerintah jika ingin menjadikan Manggarai sebagai stasiun sentral.
Djoko mengatakan hal yang krusial dibereskan pemerintah adalah akses jalan ke Stasiun Manggarai yang sempit dan semrawut, sebab kondisi tersbut membuat penumpang KRL banyak mengeluh sehingga pengembangannya dibutuhkan waktu yang cukup lama.
“Pengembangan Stasiun Manggarai masih memungkinkan untuk dilakukan pada 5-10 tahun mendatang. Untuk permasalahan paling mendesak adalah akses menuju Stasiun Manggarai yang kurang memadai, yakni jalan sempit dan lingkungan sekitar yang padat, semrawut dan tidak teratur,” kaya Djoko kepada MNC PORTAL Indonesia, Minggu (12/6/2022).
Alasannya, ruas jalan Tambak dan Jalan Manggarai Utara adalah jalan sempit. Selain itu, terdapat beberapa titik penyempitan jalan yang menjadi penyebab kemacetan. Antara lain di terowongan lintas bawah Manggarai, area drop offdepan stasiun dan jembatan dekat pintu air.
“Sebab masih ada Balai Yasa di Manggarai, itu bisa digeser atau dipindahkan untuk kemudian lahannya dikembangkan sebagai stasiun. Bahkan Transit Oriented Development (TOD) juga masih memungkinkan kok untuk dibangun di sekitar Stasiun Manggarai,” bebernya.
Untuk menjadi stasiun besar dengan melayani antar kota, Stasiun Manggarai perlu daya dukung lingkungan seperti parkir. Sementara, banyak lahan di sekitar Manggarai yang dipakai warga.
“Bukan hanya penertiban lahan yang butuh waktu. Namun, Penyediaan pemukiman untuk mengganti hunian yang ditertibkan juga butuh waktu,” katanya.
Artinya warga harus disediakan pemukiman terlebih dulu. Penertiban lahan memang bukan tanggung jawab Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Meski begitu, urusan penertiban ini berkaitan dengan warga Jakarta.