Berdasarkan pantauan Sani di lapangan, dia menemukan bus-bus yang digunakan untuk mudik gratis memiliki beberapa kekurangan. Seperti STNK mati, tidak memiliki izin, tidak dilakukan ramp check, menurutnya itu merugikan penumpang.
“Ini yang dirugikan bukan kami sebagai operator bus, tapi masyarakat. Kalau terjadi apa-apa siapa yang bertanggung jawab? Bagaimana pertanggungjawabannya? Kami berharap penyelenggara mudik gratis memperhatikan regulasi sesuai yang diatur di bawah Kementerian Perhubungan,” tuturnya.
Kendati begitu, Sani sangat mendukung program mudik gratis karena memiliki tujuan yang mulia. Dia juga menegaskan bahwa itu tidak mengganggu pasar, mengingat pemesanan tiket menjelang lebaran cukup tinggi.
“Kami tetap optimis, reservasi kami sudah lebih dari 100 persen kapasitas yang kami punya, dibantu bus bantuan dengan kenaikan utilisasi dan segala macamnya. Kita optimistis ini sudah jauh lebih baik dari sebelumnya,” ungkapnya.
(DES)