“Akibat rendahnya sisi permintaan, penyaluran kredit perbankan juga mengalami tekanan setelah Juni tumbuh positif. PPKM juga berdampak terhadap pemulihan sektor ritel, yang meski dibuka 25% tapi efeknya belum signifikan terhadap pendapatan pengusaha di pusat perbelanjaan,” katanya.
Syarat seperti menunjukkan tanda vaksin ketika masuk mal disaat tingkat vaksinasi baru kisaran 20% penduduk yang divaksin dosis pertama akibatnya membuat jumlah pengunjung mal sangat terbatas.
“Dari sisi ekspor sebelumnya sempat tumbuh tinggi di kuartal ke-II, tapi diperkirakan kembali rendah pada kuartal ke-III. Lonjakan varian delta yang memicu lockdown atau partial lockdown dibeberapa negara mitra dagang utama akan menurunkan permintaan bahan baku dari Indonesia,” tambahnya.
Bhima mencatat jumlah penjualan ritel China bulan Juli hanya naik 8,5% lebih rendah dari bulan Juni yakni tumbuh 12,1%. Output industri di China juga tergerus menjadi naik 6,4% dibanding Juni 8,3%.
“Data-data ini perlu diperhatikan sebagai sinyal pasar ekspor ke China mungkin akan mengalami penurunan sepanjang kuartal ke-III. China menyumbang sebesar 22% dari total ekspor, sehingga neraca dagang secara keseluruhan mungkin terpengaruh,” tandasnya. (TYO)