Holding Ultra Mikro bertujuan mendukung visi pemerintah dalam memberdayakan usaha ultra mikro, mempercepat laju inklusi keuangan, pembiayaan berkelanjutan, serta menyasar 57 juta pelaku usaha ultra mikro yang mayoritas belum tersentuh layanan perbankan.
Melalui integrasi ekosistem, rasio pelaku usaha ultra mikro yang tidak terlayani lembaga keuangan formal dapat diturunkan dari 68 persen pada 2018 menjadi 42 persen pada 2024.
Di tempat terpisah, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai BRI selaku pemimpin dalam holding ini memiliki kepercayaan investor yang besar dengan kapitalisasi pasar Rp583 triliun.
"Kemampuan BRI itu sangat besar untuk pengembangan segmen UMKM. Kemampuannya untuk melakukan transformasi pada Pegadaian dan PNM pun juga sangat besar juga," katanya.
Dia menjelaskan proses pembentukan holding ultra mikro pada intinya akan memberi manfaat ke banyak pihak. Bagi BRI, menurut Nafan, hal ini akan membantu percepatan ekspansi pembiayaan UMKM sehingga sektor ini dapat menjalankan peran dan meningkatkan kapasitasnya dalam perekonomian.