Trenggono juga mengapresiasi langkah AP2HI karena berhasil memperoleh sertifikat MSC. Dia mengetahui perlu proses panjang untuk mendapatkan sertifikat global tersebut.
Perolehan sertifikat MSC ini, katanya, juga menjadi penanda bahwa Indonesia mendukung penuh pengelolaan perikanan berkelanjutan, sehingga populasi tuna dan cakalang bisa terjaga. Menjaga keberlanjutan ekosistem lautan ini juga menjadi salah satu fokusnya dalam memimpin sektor kelautan dan perikanan.
Sementara itu, Ketua AP2HI Janti Djuari menuturkan harga tuna dan cakalang dengan sertifikat MSC diharapkan bisa meningkat hingga 20%. Peningkatan harga ini tentunya akan berbanding lurus dengan kesejahteraan nelayan.
Janti menjelaskan, perolehan sertifikat MSC berkat penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan. Selama ini, nelayan AP2HI menggunakan huhate dan pancing ulur dalam menangkap tuna maupun cakalangan.
"Huhate dan pancing ulur adalah alat tangkap yang selektif (one-by-one tuna) dan ramah lingkungan," jelasnya.