"Di TikTok itu ada semacam tantangan, atau ada semacam kuisnya. Nanti kalau kita selesaikan itu kita dapat subsidi-subsidi lain, itu bisa dapat subsidi ongkir, turunin harga, gitu," sambungnya.
Sehingga menurutnya, platform TikTok shop ini bisa menjadi solusi win-win bagi pedagang yang menggunakan, atau untuk masyarakat yang punya daya beli masih lemah. Sebab, para pedagang offline ini juga harus tetap membayar operasional seperti sewa toko, listrik, dan lainnya di tengah adanya pelemahan daya beli masyarakat tersebut.
"Yang diubah itu seharusnya peraturannya, kayak pajak-pajaknya gitu lah (dimurahkan)," kata pedagang aksesoris wanita tersebut.
Pada akhirnya kehadiran platform jualan online seperti TikTok Shop itu membuat turun jumlah kujungan masyarakat ke ritel offline dan berdampak pada penurunan pendapatan beberapa pedagang. Sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang ada yang teriak, dan mendesak pemerintah untuk mengatur keberadaan platform jualan online. Bahkan, Mall Atrium Senen milik perusahaan terbuka PT Cowell Development Tbk (COWL) juga kalap dengan menurunnya tingkat kunjungan masyarakat ke pasar.