Kemudian dipicu juga oleh cairnya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang di rapel sehingga permintaan melebihi produksi.
"BPNT yang dirapel ini bikin permintaan over produksi sehingga para agen jadi khawatir tidak kedapatan telur, makanya harganya dinaikin agar dapat duluan," papar Suwardi.
Oleh karena itu, ia meminta agar pemerintah merealisasikan BPNT ini tiap bulan sehingga tidak menimbulkan kepanikan yang pada akhirnya harga dapat dimainkan oleh oknum yang memanfaatkan keadaan.
"Ternyata telur dan beras naik karena BPNT. Semua itu tidak serta merta peternak menerima kenaikan yang dratis hanya maksimal 10 persen dari harga normal," ucapnya.
Terakhir, Suwardi memprediksi, harga telur akan kembali normal pada awal September mendatang.