“Dengan kedatangan 82 negara pada pameran kami, terbaca bahwa animo pada industri kami ini sangat besar. Untuk tahun ini memang angka transaksinya belum tergambarkan secara jelas. Tetapi target yang kami dengan angka pertumbuhan 17% per tahun itu bisa terlampaui,” jelas Abdul Sobur selaku Ketua HIMKI kepada IDX Channel pada Rabu (24/8/2022).
HIMKI tengah mengejar target untuk memasuki persaingan global, berdampingan dengan negara-negara pengekspor mebel seperti China, Vietnam, dan Malaysia. Namun, Abdul mengakui permasalahan regulasi masih menjadi persoalan yang perlu dibenahi oleh pemerintah.
“Bukan persoalaan bahan baku, tetapi bagaimana pengelolaan atau tata niaga menjadi lebih fokus diberikan kepada industri hilir. Kedua, memang ada regulasi yang perlu diperbaiki sehingga bisa memiliki akselerasi untuk mengejar ketertinggalan,” kata Abdul.
Abdul menilai negara Indonesia ini jauh lebih unggul dari segi bahan baku dibandingkan dengan negara-negara lain, dan posisi Indonesia cukup diperhitungkan dalam pasar global. Namun aspek regulasi tetap menjadi yang terpenting dalam pertumbuhan industri manufaktur.
“Kita coba susun semacam grand strategic plan bersama seluruh stakeholder terkait, supaya aspek-aspek regulasi tidak saling menyandera. Karena bagian terpenting dari pertumbuhan industri manufaktur adalah regulasi,” tandasnya. (TYO)
Penulis: Ribka Christiana