Senada, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi juga menekankan bahwa opsi impor itu hanya akan dilakukan jika memang kondisi di dalam negeri sudah tidak bisa dipaksa untuk panen. Namun, karena saat ini petani sedang memasuki masa panen, maka langkah impor belum diputuskan.
"Kita harus melihat selama tiga bulan panen ini, karena tiga bulan ini akan menentukan, biasanya kalau grafik itu di tiga bulan pertama ini tinggi produksinya. Lalu setelah itu dia akan turun produksi, dan apakah ini bisa sampai ke panen berikutnya, nanti kita hitung sama sama," ujar Arief di kesempatan yang sama.
Namun Arief menegaskan, pemerintah tetap akan memprioritaskan produksi dalam negeri dari hasil penyerapan beras panen raya. Jika selama tiga bulan hasil panen petani sudah bisa mencukupi kebutuhan masyarakat, maka impor tak perlu dilakukan.
"Kita nomor satu mengutamakan produksi dalam negeri, tetapi kita akan hitung tiga bulan lagi, kalau cukup ya sudah, kalau tidak cukup kita harus antisipasi dengan impor," ujarnya.