Sebelumnya, pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menilai tensi konflik Israel dan Iran yang memanas bakal mengerek harga minyak mentah dunia bisa tembus USD100 per barel. Hal ini berdampak buruk pada perekonomian negara sebab Indonesia menjadi salah satu konsumen minyak mentah terbesar di ASEAN.
Ibrahim menjelaskan saat ini Indonesia melakukan impor minyam 200 ribu barel perhari. Tentunya impor besar besaran itu juga dialokasikan untuk konsumsi bahan bakar transportasi umum.
Disatu sisi Pemerintah dan DPR sebelumnya telah menyepakati asumsi dasar ekonomi makro pada APBN 2024, misalnya untuk harga minyak dunia (ICP) sebesar USD82 per barel, lifting minyak sebesar 635 ribu barel per hari, serta lifting gas sebesar 1,033 juta barel setara minyak per hari.
Selain itu nilai tukar Rupiah sepanjang tahun 2024 diasumsikan berada di level Rp15.000/USD, suku bunga SBN 10 tahun sebesar 6,7%, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%, inflasi yang terkendali sebesar 2,8%, dan suku bunga SBN 10 tahun sebesar 6,7%.
"Kita harus tahu bahwa Indonesia itu salah satu importir minyak mentah terbesar di ASEAN sebesar 200 ribu barel perhari, sehingga membutuhkan dana yang cukup besar," kata Ibrahim.
(YNA)