Memasuki 2024, BP Tapera sudah menyalurkan 75.947 unit perumahan dengan nilai Rp9,22 triliun per 17 Mei 2024. Program ini juga bekerja sama dengan 35 bank di 33 provinsi dan 380 kabupaten/kota
Pekerja swasta masih menjadi penerima program FLPP dengan presentase mencapai 77,85 persen. Sementara ASN hanya menempati 3,78 persen penerima program dan TNI/Polri hanya 2 persen.
Studi Jakarta Property Institute pada April 2023 menyebutkan terdapat sejumlah faktor signifikan yang konsisten dalam mempengaruhi kekurangan jumlah kepemilikan rumah.
Di antaranya adalah jumlah rumah tangga miskin, kemampuan membayar, dan kepadatan penduduk.
Hal ini memperlihatkan setidaknya 2 kelompok faktor penentu, yakni ketersediaan tanah dengan harga terjangkau dan rendahnya daya beli mayoritas masyarakat yang disebabkan oleh rendahnya pendapatan.
Kedua faktor tersebut juga mengindikasikan besarnya pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kondisi penawaran (supply) dan permintaan (demand) perumahan.
Harga tanah yang tinggi karena langkanya ketersediaan dengan harga terjangkau menjadi penentu sisi penawaran (supply), sementara rendahnya kemampuan membayar dan banyaknya jumlah rumah tangga tidak mampu mempengaruhi sisi permintaan (demand) perumahan.
Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda juga berpendapat bahwa iuran Tapera belum cukup untuk mengatasi masalah backlog perumahan.
Bahkan, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang telah disuntik penyertaan modal negara (PMN) jumbo, belum mampu menurunkan tingginya angka backlog di Indonesia.
“Persentase dan jumlah rumah tangga yang tidak memiliki akses terhadap hunian yang layak juga masih tinggi, meskipun mengalami penurunan,” terang Nailul. (ADF)