sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Menilik Peluang Ekonomi RI Jika Covid-19 Berubah dari Pandemi Jadi Endemi

Economics editor Azhfar Muhammad
24/08/2021 13:49 WIB
Covid-19 akan menjadi endemi di tahun depan tergantung penurunan kasus kematian dan vaksinasi.
Menilik Peluang Ekonomi RI Jika Covid-19 Berubah dari Pandemi Jadi Endemi. (Foto: MNC Media)
Menilik Peluang Ekonomi RI Jika Covid-19 Berubah dari Pandemi Jadi Endemi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies CELIOS, Bhima Yudhistira, mengatakan Covid-19 akan menjadi endemi di tahun depan tergantung penurunan kasus kematian dan vaksinasi.

"Apakah tahun depan Covid bisa berubah menjadi endemi? Bergantung dengan penurunan kasus kematian, juga vaksinasi. Tapi perubahan yang diciptakan oleh pandemi, seperti gaya hidup serba digital diperkirakan akan tetap permanen tak terkecuali dengan berbagai aktivitas ekonomi digital," kata kata Bhima saat dihubungi MNC News Portal Indonesia, Selasa (24/8/2021).

Bhima menyebutkan sektor usaha yang masih tumbuh positif di masa pandemi saat ini adalah adalah jasa informasi komunikasi, e-commerce, pesan antar makanan online, pertanian, dan perikanan. 

"Apakah bisa menolong sisa kuartal ke III? Kalaupun tumbuh positif masih di kisaran 2% year on year di kuartal ke III. Bisa dikatakan tidak ada lagi yang memprediksi ekonomi tumbuh 7%.Sementara  pergerakan masyarakat kembali berlibur atau bekerja di perkantoran sifatnya akan mix. Begitu juga yang biasa belanja barang via online akan mengurangi aktivitas di pusat perbelanjaan. Model pemulihan ekonomi akan berbentuk huruf K-shaped, atau tidak merata di semua sektor," paparnya. 

Oleh karena itu meski diperkirakan akan jadi endemi, Pemerintah juga diminta terus meningkatkan serapan serta nominal perlindungan sosial dan bantuan umkm.

"Pelonggaran bukan berarti ekonomi langsung normal yang berarti support belanja pemerintah masih konsisten dibutuhkan setidaknya sampai akhir 2022," ujarnya.

Motor pertumbuhan yang bisa diharapkan adalah ekspor yang menjadi catatan yang cenderung lebih rendah, karena negara tujuan ekspor mengalami masalah menghadapi varian delta sehingga berpengaruh terhadap laju konsumsi maupun permintaan bahan baku industri.

"Bulan September tidak ada event besar yang bisa memicu kenaikan mobilitas masyarakat. Nanti kita cek di kuartal ke IV, harapannya sudah lebih baik penurunan kasus Covid-19 nya dan bertepatan dengan libur Natal Tahun Baru jadi minat belanja masyarakat lebih tinggi. Itu dengan catatan penanganan pandemi tetap on the track ya," pungkasnya. (TYO)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement