Sedangkan biji yang sudah terkelupas kulitnya Rp 12-13 ribu per kilogram. Beberapa petani, kata Kinan langsung menjual hasil panennya. Kendati demikian tidak sedikit yang memilih menggudangkan dulu. Sampai pasar memberi tawaran harga lebih menguntungkan, kopi baru dikeluarkan. Menurut Kinan, lima tahun terakhir ini, para petani Sumberurip mulai menanam tanaman hortikultura. Yakni diantaranya kentang.
Hasil tanaman hortikultura, ditambah peternakan kambing mereka pakai untuk menyambung hidup bulanan. Agar keuangan mereka terkelola dengan baik, para petani juga mendirikan lembaga koperasi sendiri. "Saat ini untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari para petani cukup mengandalkan dari tanaman hortikultura dan ternak kambing," pungkas Kinan. (TIA)