Peningkatan investasi baik PMA dan PMDN di tahun 2023 didorong di level 1.800-1.900, sehingga peningkatan daya saing dan OSS menjadi penting. Kemudian inflasi menjadi tantangan ke depan dan ini harus terus diperhatikan agar inflasi terus terjaga.
"Di tahun 2023, skema peran Bank Indonesia (BI) dikembalikan untuk menangani secondary market, terutama untuk surat berharga negara (SBN), di mana perbankan yang akan memberikan kredit tentu harus switch asset, artinya harus melepas SBN," ucapnya.
Selain itu, juga dilakukan peningkatan tax ratio dan percepatan tax reform, juga diperlukan percepatan pencadangan terlebih mengantisipasi varian-varian baru COVID-19 sehingga tetap memiliki kesiapan bantalan anggaran.
(NDA)