IDXChannel - Isolasi mandiri (isoman) yang dilakukan oleh pasien Covid-19 disebut telah menelan banyak korban jiwa. Pasalnya orang yang melakukan isoman tidak bisa mengukur saturasi oksigennya secara berkala.
Hal itu seperti yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan orang-orang yang melakukan isoman tidak bisa mengukur saturasi oksigen. Terlebih, saturasi oksigen bisa tiba-tiba drop dari 95 kemudian menjadi di bawah 90.
"Kalau sudah dekat 80, biasanya sudah sulit ditolong. Oleh karena itu, saya himbau semua pihak, kalau ada yang positif Covid-19, segera ke isoter kalau gejala ringan, karena di sana ada dokter, obat, dan semua perlengkapan yang dibutuhkan. Hampir 99,9% orang yang masuk isoter lebih awal pasti sembuh," ungkap Luhut.
Tetapi, angka kematian di isoman, sebut dia, tinggi, karena lebih dari 39%. Maka dari itu, dia berpesan bahwa hal ini perlu diurus karena hal ini terkait dengan penyelenggaraan BBI dan BWI.
"Semua kehidupan kita ke depan akan selalu bersama app PeduliLindungi, semua akan diinstall, di kantor, restoran, mall, dan pelabuhan udara maupun laut serta semua pergerakan kehidupan akan diikuti apps ini. Covid-19 bukan aib, anak cucu saya kena, yang penting jangan sampai meninggal dunia karena kelengahan kita," pungkas Luhut.