Tahun lalu, di tengah terpaan pandemi Covid-19 secara global, nilai belanja produk pakaian muslim ikut terdampak dan turun 2,9% menjadi USD268 miliar atau senilai Rp3,9 triliun. Namun, angka ini diprediksi pulih di 2021 dan terus tumbuh hingga 2024 yang diprediksi mencapai USD311 miliar atau Rp4,5 triliun.
"Saya kira ini menjadi undangan untuk kita semua dapat mengoptimalkan tren baik ini," imbuh Teten.
Dia berharap, pameran secara hybrid ini tidak hanya memberi kesempatan pelaku kreatif untuk mempresentasikan karya mereka melalui fashion show, dan mengembangkan sisi bisnis dengan konsep branding, promosi dan penjualan. Namun, pameran ini juga harus mengajak pelaku dan konsumen untuk lebih mempunyai tanggung jawab melalui konsep sustainable dan kecintaan akan produk lokal.
"Hal ini juga sejalan dengan pencanangan Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma'ruf Amin bahwa Indonesia menjadi produsen produk halal terbesar di dunia pada 2024, dan dimulai dengan fesyen muslim (dan modest wear)," tandas Teten.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Dyandra Promosindo, Hendra Noor Saleh, menjelaskan, hadirnya Muffest 2021 dengan tema Recovery For Fashion, yang pertama kalinya secara hybrid ini, dilaksanakan di lima kota besar di Indonesia. Masing-masing Jakarta, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.