Oleh sebab itu, Syahrul berharap ketika ada kenaikan harga pangan, masyarakat bisa memaklumi. Sebab, ada musim tanam dan musim panen sehingga tidak setiap saat kondisi cadangan pangan bisa terus stabil.
"Kalau semua harus mencari yang instan bagaimana? pertanian itu kan memutar lapangan kerja, memutar perkonomian?" lanjutnya.
Dia tak memungkiri harga komoditas impor memang lebih murah jika dibandingkan dengan padi dalam negeri jika tidak dalam musim panen. Namun, hal tersebut membuat produk dalam negeri tidak terserap di pasar.
"Ini menjadi tantangan baru yang harusnya menyadari kita bahwa resources dan kekuatan utama dari negara ini ada di pertanian, dia juga menjadi kekuatan (ekonomi) yang ada," pungkasnya. (NIA)