Cahya Puteri Abdi Rabbi
IDXChannel - MIND ID, BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia mengantongi laba bersih sebesar Rp36 triliun di 2024. Realisasi tersebut sebesar 36 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Keuangan MIND ID, Akhmad Fazrim mengatakan, dalam laporan keuangan unaudited, MIND ID membukukan pendapatan sebesar Rp145 triliun atau naik 15,6 persen Compound Annual Growth Rate (CAGR). Sementara net profit margin berada di level 25 persen dengan rata-rata pertumbuhan 17,6 persen dalam empat tahun terakhir.
Di samping itu, aset MIND ID sepanjang 2024 berada di angka Rp290 triliun dengan rata-rata pertumbuhan 12,3 persen. Sementara ekuitas tercatat sebesar Rp157 triliun dan tumbuh 21,6 persen selama empat tahun.
“Untuk return on equity sebesar 24 persen dengan rata-rata pertumbuhan 13,5 persen. Secara umum kinerja keuangan MIND ID terus mengalami peningkatan setiap tahunnya,” kata Akhmad dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Jakarta, Kamis (13/3/2025).
Akhmad menuturkan, realisasi kontribusi Grup MIND ID kepada negara dalam bentuk setoran pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk 2024 sebesar Rp66,48 triliun. Sedangkan total royalti yang dibayarkan perusahaan pada 2024 sebesar Rp12,73 triliun.
“Secara umum mengalami peningkatan untuk kontribusi grup MIND ID kepada negara,” kata Akhmad.
Selanjutnya, realisasi kontribusi MIND ID dalam dividen kepada negara di 2024, yakni sebesar Rp11,2 triliun. Naik dari tahun 2023 yang sebesar Rp7,5 triliun. Secara total, MIND ID telah melakukan penyetoran dividen untuk kinerja tahun buku 2023 ke kas negara sebesar Rp18,67 triliun.
Fokus Lima Proyek di 2025
Di tahun ini, MIND ID akan berfokus pada pengerjaan lima proyek strategis di 2025. Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan yang konsisten mendukung peningkatan nilai tambah mineral melalui program hilirisasi.
Proyek-proyek tersebut meliputi, MIND ID Group akan menyelesaikan pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Pembangunan smelter aluminium baru di Kuala Tanjung.
Dengan kapasitas produksi 600 ribu ton aluminium per tahun, proyek ini diharapkan memperkuat rantai pasok industri aluminium nasional.
Selanjutnya, pengembangan proyek nikel di Halmahera Timur yang menjadi salah satu prioritas. Proyek ini mencakup pembangunan smelter Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) untuk memproduksi nikel, serta fasilitas High-Pressure Acid Leach (HPAL) untuk bahan baku baterai kendaraan listrik.
Lalu, MIND ID akan melanjutkan pembangunan smelter tembaga dan Precious Metal Refinery (PMR) di Gresik, Jawa Timur. Terakhir, proyek pengembangan infrastruktur batu bara di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
(Fiki Ariyanti)
