"Artinya memang nyelundup, banyak modusnya. Beberapa itu yang diimpor memang ada yang sampah. Sebagian bisa dipakai, sebagian tidak. Jadi kita dibuat jadi tempat sampah. Itu yang mau kita perangi," tegasnya.
Hanung menambahkan, meskipun para penyelundup tersebut berhasil ditangkap, biaya untuk memusnahkan pakaian selundupan tidaklah murah.
"Kalau ditangkap itu biaya gede untuk memusnahkan barang sitaan itu. Karena limbah itu treatment-nya beda ada bahan khususnya tidak bisa dibakar gitu saja, itu biaya lagi," terangnya.
Sebelumnya Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengatakan, pakaian bekas yang berasal dari negara tetangga masuk melalui pelabuhan 'tikus', kemudian masuk ke kampung-kampung dan diobral dengan harga yang murah.