IDXChannel - Memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-76, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengungkapkan kilas balik perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Pada tanggal 25 Januari 2021, bangsa Indonesia menghadapi puncak kasus pertama yaitu 89.083 kasus dalam satu minggu melalui kebijakan PPKM Jawa Bali dan PPKM mikro nasional bangsa Indonesia berhasil menghadapi gelombang kasus tersebut.
“Sehingga kasus terus menurun hingga titik terendah pada tanggal 10 Mei 2021 dengan total kasus 26.088 kasus atau turun sebesar 29,29% dari puncak kasus pertama,” kata Prof Wiku dalam Konferensi Pers secara virtual, Senin (17/8/2021).
Dia mengatakan berbagai dinamika telah kita hadapi bersama seperti antisipasi lonjakan kasus pada masa Idulfitri, upaya pencegahan masuknya varian dari luar negeri, usaha menekan mobilitas penduduk, fluktuasi daya juang dalam mempertahankan kedisiplinan protokol kesehatan, strategi vaksinasi serta peran dan respon pemerintah daerah dalam koridor PPKM yang juga diwarnai dengan berbagai mutasi dari virus Covid-19 itu sendiri.
Dinamika ini, kata Prof Wiku, membawa kita pada tantangan yang lebih berat yaitu kasus yang sebelumnya sudah berhasil dikendalikan mengalami lonjakan yang signifikan hingga mencapai puncak kasus kedua sebesar 349.308 dalam waktu 1 minggu atau meningkat 92,5% dari titik terendah.
“Jumlah kasus pada puncak kedua ini mencapai 4 kali lipat puncak pertama dan dicapai dalam kurun waktu satu setengah kali lebih cepat dibanding puncak pertama yaitu hanya 9 Minggu. Sedangkan puncak pertama membutuhkan waktu 13 minggu,” paparnya.
Dia juga mengatakan kenaikan ini segera disikapi dengan diberlakukannya kebijakan yang lebih ketat yaitu PPKM Darurat, PPKM Mikro dan selanjutnya PPKM level 1 sampai dengan 4 sejak tanggal 3 Juli 2021.
Perubahan kebijakan ini, kembali menuntut untuk berjuang mengorbankan berbagai hal demi menghindari kenaikan kasus terjadi. “Dan berkat sinergi dari seluruh lapisan masyarakat hingga Minggu lalu, kasus positif nasional mingguan telah mengalami penurunan selama 4 minggu berturut-turut atau turun sebesar 41,6% dari puncak kedua,” katanya.
“Ini adalah perkembangan yang baik, meskipun jumlah kasus masih tinggi jika dibandingkan sebelum lonjakan kasus pada bulan Mei lalu,” papar Prof Wiku.
Meski demikian, dia mengatakan perjuangan melawan pandemi ini belumlah berakhir. “Sampai saat ini kita masih melihat laju penambahan kasus yang tajam di mana kasus positif yang mulanya membutuhkan waktu sekitar 1 tahun untuk mencapai 1,5 juta dengan cepat menjadi 2 juta dalam waktu 3 bulan dan terus mengalami percepatan hingga 3,5 juta dalam waktu sekitar 2 bulan.”
“Begitu pula dengan kasus kematian. Kematian yang membutuhkan waktu 1 tahun untuk mencapai 40.000 jiwa mengalami percepatan hingga 50.000 dalam waktu 2 bulan, 60.000 dalam waktu 1 bulan dan 110.000 atau hampir dua kali lipat dalam sebulan terakhir," sambungnya.
Adanya peningkatan jumlah kasus ini mendorong pemerintah untuk melakukan upaya maksimal demi meningkatkan angka kesembuhan. “Kabar baiknya kesembuhan juga mengalami peningkatan pesat selama 2 bulan terakhir di mana kita mencapai 2 juta dan 3 juta kesembuhan hanya dalam kurun waktu 2 bulan,” tambah dia.
Kemudian, angka kesembuhan yang juga mengalami percepatan ini menunjukkan kemampuan bangsa Indonesia dalam menyesuaikan diri mengambil langkah-langkah pengendalian yang semakin responsif dan tepat. “Meskipun tantangan pandemi tidak semakin mudah. Kedepannya kesembuhan ini yang harus terus ditingkatkan agar kematian dapat kita tekan semaksimal mungkin,” tutupnya. (NDA)