IDXChannel - Moody’s Investor Service mengatakan dominasi dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan dan keuangan internasional akan tetap bertahan selama beberapa dekade ke depan meskipun menghadapi tantangan baru.
Dilansir dari Reuters pada Jumat (26/5/2023), penurunan pangsa dolar terkait cadangan bank sentral, peningkatan ketegangan geopolitik, dan panasnya situasi politik AS menyuburkan spekulasi tentang berakhirnya dominasi dolar.
Namun, Moody’s berargumen saat ini tidak ada alternatif yang tepat untuk menggantikan dolar.
"Bahaya jangka pendek terbesar terhadap posisi dolar berasal dari risiko kesalahan kebijakan oleh pihak berwenang AS yang meruntuhkan kepercayaan, seperti misalnya gagal bayar utang AS," tulis analis Moody's.
Pada Kamis, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPT) Kevin McCarthy mengungkapkan bahwa para negosiator dari Gedung Putih dan Partai Republik telah mencapai beberapa kemajuan dalam pembicaraan mengenai peningkatan batas utang pemerintah federal sebesar USD31,4 triliun.
Sebelumnya, Departemen Keuangan memberi peringatan bahwa pemerintah bisa kehabisan uang untuk membayar kewajibannya secepatnya pada 1 Juni. Default dikhawatikan dapat memicu gejolak ekonomi yang besar.