Sementara masyarakat yang ingin menuju area Bandung bagian Timur dan Selatan, seperti Kopo dan Buah Batu dapat memilih Stasiun Tegalluar, mengingat lokasi Stasiun Tegalluar yang dekat dengan Exit Tol Summarecon, serta sejumlah area yang mudah dijangkau dengan kendaraan melalui Jembatan Cibiru baru.
Dari Stasiun Tegalluar, masyarakat juga dapat memanfaatkan layanan Damri untuk menuju pusat kota Bandung dan sejumlah wilayah strategis lainnya.
Layanan Damri tujuan Stasiun Bandung dari Stasiun Tegalluar akan melalui rute masjid Al Jabbar, Stasiun Gedebage, Metro Indah Mall, Trans Studio Mall, Jalan Asia Afrika, Alun-alun Bandung dan Pasar Baru. Selain Damri, tersedia juga shuttle bus menuju area Sumareccon.
Eva menyebut, saat ini KCIC akan mengoptimalkan keberadaan Stasiun yang telah tersedia untuk masyarakat yang ingin menuju Bandung dari Jakarta dan sebaliknya.
Jika terdapat wacana penambahan stasiun pelayanan baru, maka perlu melalui berbagai tahapan. Untuk melakukan pembangunan stasiun baru, diperlukan proses perizinan dan persetujuan dari Kementerian Perhubungan.
Namun pada prinsipnya, KCIC mendukung semua program pengembangan yang akan dilakukan untuk peningkatan layanan Kereta Cepat Whoosh dan tetap terbuka untuk membahas kerja sama dengan berbagai pihak jika ada usulan atau rencana untuk melakukan pembangunan stasiun baru.
"KCIC akan terus mengembangkan stasiun yang ada khususnya dari sisi aksesibilitas dan integrasi antarmoda. Optimalisasi juga akan dilakukan baik dari sisi operasi, pelayanan kepada penumpang, hingga pemanfaatan kawasan di sekitar stasiun untuk mendukung kelangsungan Kereta Cepat Whoosh," terang Eva.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebelumnya menyampaikan pandangan mengenai kemungkinan penambahan stasiun Kereta Cepat di daerah Kopo, Bandung.
Dia menyampaikan hal ini dalam diskusi bersama PT Kereta Cepat Indonesia China (PT KCIC), PT Kereta Api Indonesia, serta perwakilan dari Kementerian Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi, dan Kementerian Perhubungan.
“Pilihan ini silakan ditangkap, tentunya wewenang ini ada di KCIC. Karena ini kereta cepat Jakarta-Bandung ya harusnya berhenti benar-benar di Bandung,” ujar Moeldoko di Bina Graha, Jakarta, belum lama ini.
Sementara itu, Direktur Utama PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi menerangkan, usulan pengembangan stasiun kereta api cepat di daerah Kopo, sudah menjadi pertimbangan. Namun belum dapat dilaksanakan terkait dengan keterbatasan pendanaan serta izin penggunaan lahan di daerah tersebut.
“Terdapat lahan sekitar 30 hektare di Kopo dan itu memungkinkan (dibangun stasiun), tetapi KCIC belum ada dana untuk itu,” paparnya.
(FAY)