IDXChannel - Disinformasi dan misinformasi yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) menimbulkan risiko terhadap pemilu mendatang di AS, Inggris, Asia, dan Amerika Selatan selama dua tahun ke depan.
World Economic Forum (WEF) memperingatkan misinformasi dan disinformasi online, yang dihasilkan oleh AI, merupakan risiko jangka pendek utama yang dihadapi banyak negara.
Dengan tiga miliar orang diperkirakan akan memberikan suaranya dalam pemilu di seluruh dunia mulai saat ini hingga 2026, WEF menekankan risiko yang ditimbulkan oleh disinformasi dan misinformasi sebagai yang pertama dibandingkan dengan peristiwa cuaca buruk, polarisasi sosial, dan keamanan siber.
AI juga menimbulkan risiko baru terhadap sistem komputer dengan memungkinkan negara-negara yang bermusuhan dan kelompok peretas mengotomatiskan serangan siber. Sementara dalam jangka panjang, ketergantungan pada AI untuk pengambilan keputusan akan menciptakan risiko lebih lanjut, demikian prediksi World Economic Forum (WEF) dalam Laporan Risiko Global 2024, dilansir dari ComputerWeekly, Senin (15/1/2024).
Kerentanan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat terhadap narasi palsu yang dihasilkan oleh AI menjadi salah satu risiko utama yang dibahas di WEF di Davos pada 15-19 Januari 2024.